Kamis, 14 Mei 2020

Tuhan, Facebook dan Penyelenggara Pemilu

Catatan Reflektif dari Kisah Awal Menjadi Anggota PPK  
Oleh: Meydie F. Kukus 

Cahaya sang mentari mulai redup seiring lenyapnya di ufuk barat, berganti datangnya malam hari. Kuputuskan menuliskan pengalaman dikala itu dengan harap bisa berbagi cerita, memberi spirit dan menginspirasi mereka yang kelak berkenan membaca tulisan saya.
Maka, mulailah jari-jemari bermain di atas tuts-tuts laptop. Pikiran mengalir dengan sendirinya dan kata-kata mulai terangkai. Segelas kopi susu yang setia menemani, terasa makin enak menambah semangat saya menuliskan kisah perkenalan dengan yang namanya Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), salah satu badan penyelenggara Pemilu ad hoc atau badan penyelenggara yang sifatnya sementara. Akhirnya tertulislah kisah berikut ini.

***
Kisah perkenalan itu bermula dari ketidaksengajaan mendapatkan informasi tentang pembukaan pendaftaran calon anggota PPK dalam rangka Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Tahun 2018.

Dikala itu, sekira jam 1 sesudah makan siang, saya duduk di depan komputer mengerjakan tugas kantor sambil sekali-kali mengintip Facebook. Membaca postingan friend di linimasa akun facebook. Iklan tentang penerimaan calon anggota PPK turut melintas dan terbaca olehku. Entah mengapa, mungkin karena daya tarik desain iklan hingga akhirnya kubaca berulang konten iklan tersebut.

Entah apa yang merasukiku, segera setelah membaca iklan, tiba-tiba  muncul pertanyaan di benak saya, “Apakah bisa saya menjadi seorang anggota PPK?”
|"Saya tak tahu menahu tentang tugas anggota PPK, apa boleh mendaftar? Apalagi saya adalah seorang ASN."|
Spontan, saya mencoba mencari tahu perihal tugas anggota PPK dan perihal lainnya yang ada sangkut paut dengan Pilkada berkat bantuan om Google. Saya melakukan browsing, download, reading tentang kepemiluan. Akhirnya saya berpikir, kenapa saya tidak bisa? Muncul motivasi diri dan menjadi tantangan bagi saya untuk mencoba hal yang baru. Saya putuskan untuk mendaftar sebagai calon anggota PPK.
***
Tinggal 3 hari lagi pendaftaran ditutup. Saya mulai mengurus seluruh administrasi persyaratan pendaftaran calon PPK.  Tiba pada saat pendaftaran, saya membawa langsung ke KPU Minahasa. Perjalanan dari tempat saya tinggal, Tanawangko menuju Tondano ibukota Kabupaten Minahasa, saya tempuh dengan memakai motor, diiring doa selama perjalanan semoga tidak ada halangan sampai di KPU. Kuatir juga jangan sampai hujan turun dan menghalangi niat mendaftar.

Setibanya di Kantor KPU Minahasa, berkas saya serahkan dan diperiksa oleh staf sekretariat KPU.

Tak lama berselang, “Administrasi Bapak sudah lengkap,” ungkap staf KPU yang memeriksa berkas saya. Wow, senangnya saat itu, ketika berkas saya dinyatakan lengkap. Rasa syukur dalam hati dari seorang yang ingin mencoba hal. "Puji Tuhan! terima kasih Tuhan!" 

Tahap selanjutnya, adalah seleksi tertulis. Sambil menunggu waktu pelaksanaan tes, setiap hari saya meluangkan waktu membaca dan mencari di internet tentang hal-hal mengenai kepemiluan, takutnya gagal dalam tes tertulis, lagipula saya telah mendengar bahwa KPU Minahasa menerapkan transparansi. Hasil tes akan langsung diperiksa dan diumumkan dihadapan seluruh peserta. Malu dong jika dapat nilai rendah. Hehehe

Tes tertulis dilaksanakan di Gedung BPU Tondano. Persiapan pelaksanaan tes, telah dilaksanakan. Sehari sebelum tes, saya menyiapkan pakaian putih-hitam yang akan dipakai beserta dengan peralatan yang akan dipakai dalam tes. Support istri menambah semangat saya. Istri saya yang pintar masak itu membuatkan makanan kesukaan saya sebagai bekal dan menjadi bagian perlengkapan perang mengikuti tes di Tondano.

“Tuhan Yesus, apapun hasilnya saya siap,” demikian penggalan doa saya sebelum tes dilaksanakan. Setiap pertanyaan, saya jawab, mengalir dengan sendirinya. Saya ingat pada waktu tes, duduk berdampingan dengan rekan lainnya calon PPK Tombariri Bapak Meldy Mo’o.

Ada juga pertanyaan yang sulit, saya tidak tahu sama sekali jawabannya. hahahaha.

Tes tertulis akhirnya selesai. Pemeriksaan dan pengumuman dilaksanakan di saat itu juga. Salut dengan transparansi yang diterapkan KPU Minahasa.

Akhirnya, “Wow! Puji Tuhan!” saya dinyatakan lulus dalam tes tertulis.

“Terima kasih Tuhan Yesus, anugerahMu sungguh melingkupiku,” itulah doa yang keluar dari mulut ini sebagai ucapan terima kasih dan syukur kepada Tuhan.

Ketua KPU Minahasa pada waktu itu, Meidy Yafeth Tinangon mengatakan bahwa calon PPK yang pada hari ini dinyatakan lulus, agar dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi wawancara yang akan dilaksanakan di Aula KPU Minahasa. Tahap selanjutnya menanti!

Disaat waktu seleksi wawancara tiba. Hmmm, dag! dig! dug!, perasaan tak menentu. Pikiran berkecamuk. Kira-kira pertanyaan apa ya, yang akan ditanyakan para komisioner KPU. Waduh, pusing!

Hanya satu prinsip yang saya pegang bahwa, kalau memang Tuhan sudah berkehendak, pasti saya bisa lulus dan terpilih. Begitu juga kalau memang Dia berkehendak yang lain, saya juga sudah siap!

Para calon PPK secara bergantian dipanggil untuk mengikuti tes wawancara. Semakin dekat nama saya untuk dipanggil, semakin perasaan takut, gugup dan tidak percaya diri datang melingkupi. Akhirnya saat kesempatan itu tiba….. Puji Tuhan! semua pertanyaan dari para komisioner dapat dijawab dengan baik walaupun ada beberapa yang mungkin kurang tepat, tapi semuanya bisa berjalan dengan baik.

Selesai mengikuti tes, kami diminta kembali ke rumah kami masing-masing dan dapat mengecek lulus tidaknya kami via website KPU Minahasa. Keren juga KPU Minahasa ini, benar-benar mengikuti perkembangan jaman. Websitenya lengkap dan aktif sejak Pilkada sebelumnya, tahun 2012.

Hari yang ditunggu pun tiba. Pengumuman kelulusan calon PPK Pilkada Minahasa 2018. Saat berada di kantor saya membuka website KPU Minahasa, dan..... “Puji Tuhan, terima kasih Tuhan Yesus!” lagi ungkap syukurku. Nama saya tercantum dalam pengumuman, masuk 5 (lima) besar dan dinyatakan lulus menjadi PPK Tombariri.

Saya memberitakan hal ini kepada istri dan keluarga saya. “Puji Tuhan!”  frasa syukur itu juga keluar dari mulut istri dan anak-anak saya. Terima kasih Tuhan Yesus, akhirnya suatu hal yang dirasa tidak mungkin, akhirnya menjadi mungkin.

Akhirnya, puncak dari kisah ini, hari pelantikan atau peresmian sebagai anggota PPK. Wow, betul-betul hari yang tak terlupakan. Dengan mengenakan setelan kemeja berdasi, dibalut jas hitam dengan bawahan celana panjang hitam, kami akhirnya dilantik dan mengucapkan sumpah/janji sebagai anggota PPK Pilkada Minahasa 2018.

Terima kasih Tuhan Yesus, akhirnya saya dilantik menjadi PPK.

***
Segera setelah dilantik, saya mulai bekerja sambil terus belajar bagaimana menjadi seorang PPK. Tidak ada permasalahan berarti yang dihadapi saat melaksanakan tugas. Hal ini karena kerjasama diantara sesama anggota PPK sebagai sebuah tim. Saya memegang prinsip untuk selalu berusaha dari tak bisa menjadi bisa!
|"Akhir kata, kisah sederhana ini semuanya berawal dan berakhir atas kehendak Tuhan." |
Atas kehendakNya sehingga, melalui teknologi informasi yaitu Facebook saya membaca pengumuman pendaftaran. Facebook memang menjadi salah satu platform medsos yang sangat berguna bagi penyelenggara Pemilu. Facebook dapat dikatakan menjadi pembuka jalan perkenalan saya dengan PPK. Disaat melaksanakan tugas, kamipun sering menggunakan fasilitas medsos ini sebagai sarana sosialisasi Pilkada yang efektif. Yah.... tiga hal yaitu Tuhan, Facebook dan Penyelenggara Pemilu, sebagaimana judul tulisan ini tak bisa dipisahkan.

Memang ada doa dan usaha dari kita. Tapi, semuanya hanya karena Tuhan Yesus. Dialah yang berkenan dan menuntun setiap langkah saya. Hanya karena perkenananNya saja. Amin!

Sukses selalu untuk kita semua. Semoga tulisan bisa menjadi dorongan bagi rekan-rekan yang lain, yang ingin mencoba menjadi anggota PPK ataupun kawan-kawan anggota PPK.

***
|Penulis:| Meydie F. Kukus | Anggota PPK Kec. Tombariri Kabupaten Minahasa untuk Pilkada 2018, Pemilu 2019 dan Pilkada 2020|


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.